Social Icons

Pages

Selasa, 09 Oktober 2012

Balimau Kasai, Kegiatan Adat Khas Kabupaten Kampar


Upacara Balimau Kasai
Kabupaten Kampar - Riau - Indonesia
A. Selayang  Pandang
Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di Propinsi Riau untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. Sedangkan kasai adalah wangi-wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini (kasai) dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa.
Sebenarnya upacara bersih diri atau mandi menjelang masuk bulan Ramadhan tidak hanya dimiliki masyarakat Kampar saja. Kalau di Kampar upacara ini sering dikenal dengan nama Balimau Kasai, maka di Kota Pelalawan lebih dikenal dengan nama Balimau Kasai Potang Mamogang. Di Sumatra Barat juga dikenal istilah yang hampir mirip, yakni Mandi Balimau. Khusus untuk Kota Pelalawan, tambahan kata potang mamogong mempunyai arti menjelang petang karena menunjuk waktu pelaksanaan acara tersebut.
Tradisi Balimau Kasai di Kampar, konon, telah berlangsung berabad-abad lamanya sejak daerah ini masih di bawah kekuasaan kerajaan. Upacara untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan ini dipercayai bermula dari kebiasaan Raja Pelalawan. Namun ada juga anggapan lain yang mengatakan bahwa upacara tradisional ini berasal dari Sumatera Barat. Bagi masyarakat Kampar sendiri upacara Balimau Kasai dianggap sebagai tradisi campuran Hindu-Islam yang telah ada sejak Kerajaan Muara Takus berkuasa.
Kegiatan ini sering di lakukan di Sungai Kampar dan biasanya itu paling banyak di lakukan di desa Batu Belah dan desa Limau Manis, sebelum mereka melakukan kegiatan ini biasanya mereka melakukan perayaan-perayaan anak-anak dan remaja bahkan orang tua-tua pun juga ikut-ikutan merayakan seperti memanjat batang pinang, tarik tambang dan lain sebagainya dan ada pula yang tidak mengikuti perayaan tersebut, mereka lansung saja mandi balimau bakasai.
            Dan biasanya ketika di lakukannya balimau bakasai mereka juga membuat acara khusus yang mengundang pemangku adat dan pemimpin masayrakat lainya seperti Bupati Kampar dan Gubernur Riau.
            Balimau kasai ini bukan saja diramaikan oleh masyarakat kampar dan sekitarnya bahkan ada juga mereka yang datang kesini hanya untuk mandi balimau kasai ada yang datang dari luar daerah kabupaten kampar seperti seperti teluk kuantan, pekan baru dan ada pula yang datang dari sumatra barat yang kebetulan pulang ke kampung halamannya di kabupaten kampar ini
            Sebenarnya kegiatan ini ada juga kesalahan dalam melakukan kegiatan ini di antaranya banyaknya muda mudi yang menggunakan kegiatan ini untuk berpacaran, dan ada juga untuk berpesta minuman keras padahal menurut adat balimau kasai itu adalah ajang untuk membersihkan diri dari dosa, bukannya bikin dosa.
B. Keistimewaan
Balimau Kasai merupakan acara adat yang mengandung nilai sakral yang khas. Wisatawan yang mengikuti acara ini bisa menyaksikan masyarakat Kampar dan sekitarnya berbondong-bondong menuju pinggir sungai (Sungai Kampar) untuk melakukan ritual mandi bersama. Sebelum masyarakat menceburkan diri ke sungai, ritual mandi ini dimulai dengan makan bersama, yang oleh masyarakat sering disebut makan majamba. Pesta makan ini dihadiri oleh para pemuka masyarakat, pemuka agama, pejabat pemerintah, masyarakat umum, serta diramaikan oleh para tetua adat (kepala batin) yang menggunakan atribut kesukuan (tonggak tonggol) yang telah berumur puluhan tahun.
Setelah itu, menjelang petang, upacara dimulai dengan cara memandikan tokoh masyarakat, tokoh adat, pejabat pemerintah, serta pemuka agama di pinggir Sungai Kampar. Proses memandikan para tokoh ini kemudian diikuti oleh masyarakat umum dengan cara menceburkan diri ke dalam sungai secara beramai-ramai. Setelah itu para pemimpin berjabat tangan dengan masyarakat sebagai ungkapan permohonan saling memaafkan. Selain itu, di dalam ritual ini wisatawan juga dapat menyaksikan rangkaian acara Balimau Kasai, seperti lomba sampan hias, pementasan orgent tunggal, festival kesenian tradisional, dan pementasan musik dangdut.
Mandi Balimau Kasai juga merupakan momentum untuk menjalin silaturrahmi dan acara saling maaf memaafkan dalam rangka menyambut tamu agung yaitu Syahru Ramadan Syahrus Siyam, jadi bukanlah sebuah keyakian yang memiliki dalil naqli  secara qat’i. tapi ini lebih kepada sebuah adat yang bersendikan syara’ (Syariat Islam) syara’ bersandikan Kitabullah yang secara filosifisnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Tradisi ini merupakan hal yang tergolong urgen dan sakral. Sebelum memasuki bulan puasa atau sebelum magrib, anak kemenakan dan menantu atau juga yang tua serta murid akan mendatangi orang tua, mertua, mamak (paman), kepala adat, atau guru ngaji  mereka datang dalam rangka meminta maaf menjelang masuk bulan suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar