Social Icons

Pages

Selasa, 18 Maret 2014

ASAS ASAS LINGKUNGAN




TUGAS SOFTSKILL

PENGETAHUAN LINGKUNGAN
“SUMBER DAYA ALAM”

Disusun Oleh :
Kelompok 1 (3ID02)
 
        Dillon Satya Nugroho           
     Munif            
Rinaldi Fajri     
      Silvia Olinda Wirma      
       
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2014

A.          
Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi merupakan salah satu ilmu bagi ilmu lingkungan. Ekologi berasal dari bahasa Yunani “oikos” (rumah tangga) dan “logos” (ilmu). Ekologi secara harfiah yaitu ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Menurut (Odum, 1971) ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam tentang struktur dan interaksi antara sesama organisme dengan lingkungannya. Menurut (Miller, 1975) ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya (ekosistem) pada ekologi bersifat obyektif, manusia dipandang sama dengan makhluk hidup yang lain. Sedangkan dalam ilmu lingkungan manusia dibedakan dengan makhluk hidup lain, pandangan hubungan manusia dengan lingkungan bersifat subyektif. Manusia mempunyai hak khusus, semuanya dipandang dari kepentingan manusia, akan tetapi manusia harus mempunyai tanggung jawab besar terhadap lingkungannya, dimana tanggung jawab ini tidak mungkin diserahkan pada makhluk hidup lain.
Lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk. Jenis-jensi lingkungan tersebut adalah sebagai berikut:
1.        Lingkungan fisik, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar yang berwujud benda mati. Seperti gedung, jalan dan sebagainya.
2.        Lingkungan biologi, yaitu segala sesuatu yang berada disekitar yang berwujud benda hidup. Seperti manusia, binatang dan tumbuhan.
3.        Lingkungan sosial, yaitu manusia-manusia lain yang berada disekitar kita.
Namun ada juga yang membedakan jenis lingkungan menjadi dua yaitu lingkungan hidup fisik dan lingkungan hidup biologis. Menurut penjelasan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup, lingkungan hidup dibagi menjadi empat yaitu:
1.        Lingkungan alam hayati.
2.        Lingkungan alam non hayati.
3.        Lingkungan buatan.
4.        Lingkungan sosial.

 B.            ASAS-ASAS LINGKUNGAN
Pengetahuan yang baru merupakan praduga atau hipotesis. Hipotesis yang telah diuji coba kebenarannya, dapat dilakukan penyamarataan kesimpulan secara umum kebenarannya disebut asas. Asas dihasilkan dari pengamatan, penelaahan dan penelitian. Beberapa asas menjadi landasan pengetahuan digunakan untuk kegiatan dan tindakan ke arah yang lebih tepat. Asas yang telah jenuh diuji coba kebenarannya disebut teori. Teori yang kebenarannya berlaku secara universal dan konsisten menjadi hukum. Asas disebut juga dengan prinsip. Asas-asas lingkungan:
1.        Kondisi dan tata hubungan antar komponen lingkungan mempunyai keteraturan/ menganut asas tertentu
2.        Bermanfaat untuk landasan pengelolaan lingkungan
3.        Penyimpangan asas dapat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan

Gambar A.1 14 Asas Lingkungan
Ilmu lingkungan telah berkembang dan banyak mengeluarkan hasil, model dan teori yang semakin meningkat jumlahnya harus didasari oleh asas yang kokoh dan kuat. Terdapat empat belas asas-asas lingkungan yang dijabarkan sebagai berikut:
ASAS 1:     Semua energi yang memasuki semua organisme semua hidup populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari suatu bentuk kebentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Asas ini sama dengan hukum termodinamika pertama dalam fisika. Asas ini menerangkan bahwa energi dapat diubah-ubah dan semua energi yang memasuki jasad hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan sehingga sistem kehidupan dapat dianggap sebagai pengubah energi.
ASAS 2:     Tak ada sistem pengubah energi yang betul-betul efisien.
Asas ini sama dengan hukum termodinamika pertama dalam fisika. Energi tak pernah hilang dari alam, tetapi energi akan terus diubah kedalam bentuk yang kurang bermanfaat. Misalnya hewan mengambil energi dalam bentuk makanan padat dan bermanfaat, tetapi panas yang keluar dari tubuh hewan karena lari, terbang atau berenang  terbuang begitu saja.
ASAS 3:     Materi, energi, waktu dan keanekaragaman semuanya termasuk kategori sumber alam.

Gambar A.2 Asas 4 Pengaruh Materi, Suhu, Waktu dan Ruang
          Perubahan energi oleh sistem biologi berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di alam lingkungan. Waktu sebagai sumber alam juga tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Keanekaragaman merupakan sumber alam. Makin beraneka ragam jenis makanan suatu spesies makin berkurang bahayanya bagi spesies itu menghadapi perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya, dan begitu pula sebaliknya.
ASAS 4:     Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
         Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena keracunan. Ini adalah asas kejenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.
         Dalam asas di atas terkandung arti, bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Karena adanya ukuran optimumpengadaan sumber alam bagi suatu populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi itu bergantung pula kepada pengadaan sumber alam itu pada suatu jumlah tertentu.
ASAS 5:     Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan seterusnya dan yang tak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut.
         Contoh untuk asas 5 misalnya: suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber bahan makanan, kemudian diketahui suatu jenis makanan tiba-tiba menjadi sangat banyak jumlah di alam maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan itu. Jadi, kenaikan pengadaan sumber alam (makanan) merangsang kenaikan pendaya-gunanya.
ASAS 6:     Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan dari pada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya itu.
         Umumnya, suatu spesies atau komunitas yang dapat bertahan dalam suatu keadaan lingkungan tertentu, ialah yang dalam keseimbangan alam secara keseluruhan mempunyai daya pembiakan yang lebih tinggi daripada spesies atau komunitas yang ingin mencoba untuk mengambil alih. Kalau kemudian keadaan lingkungan berubah, maka spesies lain yang lebih adaptif dari pada spesies yang sudah ada sebelumnya, yang akan dapat bertahan.
ASAS 7:     Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah diramal.
         Mudah diramal dalam asas 7 artinya ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola factor lingkungan dalam perioda yang relatif lama. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan sebuah lingkungan yang terdiri atas banyak spesies, dari yang umum hingga yang jarangdijumpai. Juga keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama sekali tidak saja akan melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi, tetapi juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi.
ASAS 8:     Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung pada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
         Suatu kelompok taksonomi tertentu daripada suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya yang khas (nicia). Jadi, tiap spesies mempunyai nicia tertentu. Dengan demikian, spesies itu dapat hidup bedampingan dengan spesies lain tanpa persaingan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam. Bila suatu kelompok taksonomi lain yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas alam lingkungan itu hanya akan ditempati oleh spesies yang kecil saja keanekaragamannya.
ASAS 9:     Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitas.
         Morowitz (1968) menyimpulkan, bahwa ada hubungan antara biomasa, aliran, energi, dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi. Jika suatu sistem menyimpan sejumlah materi B (untuk biomasa), dan mengandung aliran energi melalui materi itu P (untuk produktivitas, suatu ukuran aliran energy dalam jangka waktu tertentu). Bila, aliran energy itu telah berasosiasi sebanding dengan aliran materinya, dan juga materi itu bebas tukar-menukar dengan materi yang tersimpan, makan jumlah waktu rata-rata yang diperlukan bagi penggunaan materi dalam sistem itu dapat dinyatakan dengan rumus :
         t = K (B/P) (K = koefisien tetapannya)
         Keanekaragaman atau kompleksitas organisasi suatu sistem (D) juga sebanding dengan t, sebab D adalah ukuran jumlah rata-rata waktu yang diperlukan oleh energi pada sistem itu sampai ke tujuan akhirnya (Hukum Termodinamika).
ASAS 10:   Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas dalam perjalanan waktu naik mencapai sebagai sebuah asimtot.
         Dalam asas 10 tersimpul bahwa sistem biologi menjalani evolusi yang mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Kalau kemungkinan P maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk ke dalam ekosistem, sedangkan D dan B masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka kuantum (jumlah) energi yang tersedia dalam system biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomasa yang lebih besar melalui kompleksitas organisasinya.
ASAS 11:   Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksplotasi sistem yang belum mantap (belum dewasa).
         Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi biomasa, dan keanekaragaman tingkat organisasi kea rah yang belum dewasa. Asas ini meneruskan asas 5 yang menyatakan, bahwa pengadaan yang meningkat daripada suatu sumber alam ( seperti halnya juga keanekaragaman) mungkin dapat merangsang lebih banyak penggunaan sumber alam tersebut. Kemudian diikiuti asas 9 yang mengatakan, bahwa keanekaragaman yang meningkat dalam sebuah sistem berarti meningkatkan pula afisiensi penggunaan energi.
ASAS 12:   Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya di dalam keadaan suatu lingkunhan.
         Kesimpulan asas 12 ini ialah, bahwa populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisikokimia yang cukup lama tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang stabil. Jadi, kerugian hidup di tempat atau lingkungan yang stabil, menyebabkan perubahan tak berbalik bagi sifat populasinya, sebab tekanan seleksi menempatkan pengutamaan terhadap kesempurnaan, tetapi kaku sifatnya.
ASAS 13:   Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosstem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakan kemantapan populasi lebih jauh lagi.
         Ada empat jalur dalam asas sebelumnya yang dapat menyokong lahirnya asas 13 ini. Pertama, asas 7 mengemukakan, bahwa kekomplekan organisasi makin meningkat pada lingkungan fisik yang mantap. Maksudnya adalah, bahwa akan terjadi kenaikan jumlah spesies dan varitas pada rantai makanan dalam komunitas. Artinya, dalam komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat. Kedua, asas 13 ini menyusul asas 7 untuk alasan lain. Kalau kemantapan lingkungan fisik merupakan syarat bagi penimbunan kompleksitas organisasi dan keanekaragaman biologi, maka kemantapan factor fisik itu sendiri akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap.
         Ketiga, hal yang menyokong asas 13 ini berasal dari 12 yang menyatakan, bahwa adaptasi yang peka dan komplek, serta sistem kontrol akan berevolusi sebagai tanggapan terhadap lingkungan biologi dan social daripada komunitas yang mantap. Komunitas mantap mempunyai sistem kontrol umpan-balik yang sangat kompleks. Akhirnya, asas 9 menyokong juga asas 13, yaitu yang menyangkut antara kemantapan (kedewasaan, keanekaragaman yang tinggi) dengan efisiensi penggunaan energy.
ASAS 14:   Derajat pola keteraturan turun naiknya populasi bergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.
         Populasi yang berlainan memang mempunyai pola keteraturan naik-turunnya populasi yang berbeda. Asas 14 ini sebenarnya kebalikan asas 13, bahwa tak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA:

Santoso, Budi. 1999. Ilmu Lingkungan Industri. Gunadarma

8 komentar:

  1. artikelnya cukup menarik, dasar tujuan diberinya informasi tentang asas-asas lingkungan ini untuk apa? dan kalo tadi dilihat kalian dari teknik industri gundar, hubungannya dengan teknik industri? terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. asas asas lingkungan ini dibuat untuk segala bidang jika dalam bidang industri tentunya perusahaan harus memperhatikan lingkungan contoh dalam mengelola sisa sumber bahan baku perusahaan yang terkadang kurang memperhatikan dampak hasil produksi yang di buang terhadap masyarakat sekitar :)

      Hapus
  2. melakukan pendekatannya ke perusahaan seperti apa? saya tertarik dengan asas-asas yang disebutkan anda, jika asas ini dibuat apakah asas ini dibuat hanya untuk landasan umum saja atau perusahaan diberi pendekatan untuk mengaplikasikannya?

    BalasHapus
  3. yap, tentunya perusahaan harus diberikan pendekatan tentang pentingnya lingkungan atau melalui pemerintah yang melakukan kesepakatan tentang peraturan perlindungan lingkungan kepada seluruh perusahaan manufaktur di Indonesia

    BalasHapus
  4. saat ini sudah ada belum pendekatan yang diberikan pemerintah setau anda? kalu ada coba sebutkan beberapa saja? terima kasih loh sebelumnya.

    BalasHapus
  5. ini kisah nyata saya . . . .

    perkenalkan nama saya SERI WAHYUNI, saya berasal dari kota Bandung saya bekerja sebagai seorang karyawan di salah satu perusaan Yogyakarta.dimana saya sudah hampir kurang lebih tiga tahun lamanya saya bekerja di perusaan itu.

    Keinginan saya dan impian saya yang paling tinggi adalah ingin mempunyai usaha atau toko sendiri,namun jika hanya mengandalkan gaji yah mungkin butuh waktu yang sangat lama dimana belum biaya kontrakan dan utan yang menumpuk justru akan semakin sulit dan semakin lama impian itu tidak akan terwujud

    saya coba" buka internet dan saya lihat postingan orang yg sukses di bantu oleh seorang kyai dari sana saya coba menghubungi beliau, awalnya saya sms terus saya di suruh telpon balik disitulah awal kesuksesan saya.jika anda ingin mendapat jalan yang mudah untuk SOLUSI MUDAH, CEPAT LUNASI UTANG ANDA, DAN MASALAH EKONOMI YG LAIN, TANPA PERLU RITUAL, PUASA DLL. lewat sebuah bantuan penarikan dana ghoib oleh seorang kyai pimpinan pondok pesantren sundoko.dan akhirnya saya pun mencoba menghubungi beliyau dengan maksut yang sama untuk impian saya dan membayar hutang hutang saya.puji syukur kepada tuhan yang maha esa melalui bantuan beliau.kini sy buka usaha distro di bandung.
    Sekali lagi Saya mau mengucapkan banyak terimah kasih kepada kiyai sundoko atas bantuannya untuk mencapai impian saya sekarang ini. Untuk penjelsan lebis jelasnya silahkan >>>>>>>>SOLUSI TEPAT KLIK DISINI<<<<<<<<<
    Anda tak perlu ragu atau tertipu dan dikejar hutang lagi, Kini saya berbagi pengalaman sudah saya rasakan dan buktikan. Semoga bermanfaat. Amin.Atau Hub No : 085- 298- 609-998. H.ERLANGGA.

    BalasHapus