Social Icons

Pages

Selasa, 06 November 2012

Antara RamaWijaya dan Dahlan Iskan

               

Dongeng Ramayana pada dasarnya menceritakan tentang kisah percintaan antara Raden Rama Wijaya dengan seorang puteri raja yang bernama Dewi Shinta. Dikisahkan sebuah negeri bernama Mantili, tinggallah seorang puteri cantik bernama Dewi Shinta. Sang raja bernama Prabu Janaka suatu hari mengadakan sayembara untuk mendapatkan pangeran bagi sang putri
Sayembara pun jatuh kepada Putera Mahkota Kerajaan Ayodya bernama Raden Rama Wijaya. Rama Wijaya mengalahkan pesaing utamanya yakni Raja Alengkadiraja yaitu Prabu Rahwana yang sedang kepada Dewi Shinta. Sebenarnya Rahwana menginginkan Dewi Shinta karena dianggap sebagai titisan Dewi Widowati.
Dikisahkan dalam sebuah perjalanan Rama dan Shinta serta Lesmana adiknya, mereka melewati hutan belantara yang dinamakan hutan Dandaka. Ternyata Rahwana mengintai mereka untuk menculik Shinta dan membawanya ke istana untuk dijadikan istri. Rahwana mengubah hambanya bernama Marica menjadi seekor kijang kencana untuk memangcing Rama pergi memburu kijang tersebut.
Disaat yang sama, Lesmana pun menyusul karena Rama yang tak kunjung kembali. Alhasil Shinta menunggu di tengah hutan Dandaka. Rahwana pun dengan mudah menculik Shinta dan membawanya ke Istana. Sebelumnya, Rahwana pun menghadapi seekor burung garuda bernama Jatayu yang merupakan teman baik Jatayu.

Dari keterangan Jatayu, Rama dan Lesmana pun memutuskan untuk melakukan perjalanan ke istana Rahwana. Ditengah perjalan, Rahwana bertemu dengan seekor kera putih bernama Hanuman yang juga sedang mencari ksatria untuk sebuah misi. Singkat cerita, Rama pun membantu Hanoman dan pada kesempatan itu pula Hanoman merasa berhutang budi dan membantu Rama untuk merebut kembali istrinya yang telah diculik Rahwana.
Mereka pun menuju ke Istana Rahwana dengan pasukan yang siap berperang. Setibanya di istana Rahwana peperangan pun terjadi. Kerajaan Alengka milik Rahwana pun terdesak oleh bala tentara Rama. Peperangan pun semakin sengit, setelah Indrajid dan Kumbakarna dikalahkan oleh pasukan Rama dan Hanoman, maka Rahwana pun turun ke medan perang. Rahwana pun langsung berhadapan dengan Rama. Namun akhirnya Rahwana pun mati dan pertempuran pun selesai.
Rama kemudian mencari istri tercintanya, Shinta di istana Rahwana. Namun Shinta yang telah lama meninggalkan Rama kemudian diragukan kesuciannya oleh Rama sendiri. Akhirnya untuk membuktikan kesuciannya, Shinta pun membakar diri. Berkat pertolongan Dewa Api dan kebenaran Shinta, api pun tidak melahap Shinta. Rama pun kembali menerima Shinta dan pulang untuk menjalankan hidup seperti sedia kala
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari seorang Rama wijaya adalah Seorang ksatria yang sakti mandraguna, rendah hati, pemberani, berjiwa besar, mahir memanah, dan berhati welas asih. Kalau sudah memiliki kemauan, tidak mudah menyerah Rama adalah simbolisasi dari kebijaksanaan.
Jika dibandingkan dengan Tokoh nasional saat ini, maka Dahlan Iskan-lah yang pantas disanding dengan rama. Dahlan Iskan adalah sosok sederhana yang kini menjadi mentetri. Pada tanggal 17 Oktober kemarin, ia ditunjuk mentri oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono sebagai pengganti Menteri BUMN yang menderita sakit. Tererisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN.

Sebelum menjadi berkecimpung di dunia pemerintahan, karier Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda,Kalimantan Timur, pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.

Kecintaannya di dunia jurnalis terus membawanya ketitik tertinggi kariernya. Bahkan selain menjadi metri, Dahlan adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group, yang bermarkas di Surabaya dan Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009 hingga sekarang.

Sikap yang tak mudah putus asa dalam mencapai setiap kemauan menjadi ciri khas Rama dan Dahlan Iskan. Hal ini tercermin ketika masa pencarian yang dilakukan Rama saat kehilangan sang istri tercinta yang diculik oleh Rahwana. Sedangkan sosok Dahlan Iskan, ini tercermin ketika Dahlan menjadi ”Bos” Jawa Pos Group, Dahlan mampu menjadikan perusahaan yang dipimpinnya menjadi “Raja” koran nasional. Hal yang dibuktikan dengan tingginya tingkat penjualan sebanyak 433.000 eksemplar per harinya, dan dengan omset 1,2 Triliun. Pelajaran yang bisa kita petik dari kedua tokoh tersebut adalah disaat ada kemauan, disitu ada jalan.

Sikap lain yang menonjol dari kedua tokoh tersebut adalah sikap rendah hati. Hal ini dapat dibuktikan dari sikap Rama ketika masa-masa pengasingan. Sama halnya dengan sosok seorang Dahlan Iskan, dengan apa yang beliau miliki, beliau tetap memelihara sikap “merakyat”-nya. Beliau tidak segan-segan untuk naik kereta api, makan di warteg dan sebagainya. Ini memberikan kita pelajaran bahwa kerendahan hati tidak akan mengurangi harga diri seseorang. Namun, semua penilaian di atas hanyalah bersifat subyektif, tidak selamanya bisa diterima tidak selamanya pula bisa ditolak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar